KB Pasca Persalinan (KB PP)
KB setelah melahirkan atau KB Pasca Persalinan (KBPP) menjadi metode yang efektif digunakan untuk menunda kehamilan berikutnya minimal 2 tahun atau tidak ingin menambah anak lagi dengan pemberian konseling sebaiknya diberikan mulai masa kehamilan maupun pasca persalinan.
Pelayanan KBPP adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu 42 hari atau 6 minggu. dengan tujuan mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat serta dapat mencegah stunting. KBPP penting karena ovulasi atau masa subur dapat terjadi dalam waktu 21 hari setelah melahirkan.
Manfaat KB Pasca Pesalinan :
- Bagi Ibu: meningkatkan Kesehatan ibu sehingga mampu memberikan ASI eksklusif dan memberikan pola asuh yang baik.
- Bagi Bayi : meningkatkan Kesehatan bayi dan mendapat kecukupan ASI
- Bagi keluarga : meningkatkan kebahagian dan kesejahteraan keluarga
Jenis Kontrasepsi yang aman untuk ibu setelah melahirkan dan tidak mempengaruhi ASI, antara lain:
- Kondom
Merupakan selubung sarung karet sintesis yang tipis berbentuk silinder dengan muaranya berpinggir tebal. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misal penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual dengan cara kerja menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur. Kondom dapat digunakan segera setelah melahirkan
- Pil Progestin/minipil/pil menyusui
Merupakan pil yang mengandung hormon progestin, tidak mengandung hormon estrogen sehingga dapat digunakan dalam kondisi menyusui dengan cara kerja mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Pil progestin dapat langsung digunakan setelah melahirkan.
- Suntik Progestin (suntik 3 bulan)
Merupakan injeksi atau suntikan yang mengandung hormon progestin, tidak mengandung hormon estrogen sehingga dapat digunakan dalam kondisi menyusui. Cara kerja suntik progestin adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks. Suntik progestin dapat digunakan mulai 6 minggu setelah melahirkan.
- Implant
Batang atau kapsul lunak kecil yang melepaskan progestin, tidak mengandung hormon estrogen sehingga dapat digunakan dalam kondisi menyusui. Implant dapat digunakan langsung setelah melahirkan. Masa pakai sampai dengan 3 tahun
- IUD/Spiral/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Batang fleksibel dengan lengan tembaga berbentuk seperti huruf T. Dapat dipasang dalam rahim langsung 0-48 jam setelah melahirkan. Jika belum dipasang, dapat dipasang kembali setelah 4 minggu melahirkan dan masa pakai maksimal 10 tahun.
- Tubektomi (MOW)
Metode kontrasepsi permanen untuk perempuan yang tidak ingin punya anak lagi.Dapat dilakukan langsung 0- 48 jam setelah melahirkan. Jika belum, dapat dilakukan Kembali setelah 6 minggu melahirkan.
- Vasektomi (MOP)
Metode kontrasepsi permanen pada pria dengan memotong atau mengikat dua saluran yang membawa sperma (vas deferens). Merupakan peran serta suami dalam menguikuti KB dapat dilakukan segera setelah istri melahirkan.
Perwakilan BKKBN DIY bekerjasama dengan Pemda DIY , Dinas Kesehatan, BAPPEDA DIY dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY Menyusun SE Gubernur DIY No. 11/SE/VII/2022 tentang Pelayanan KBPP di DIY.


KB Pasca Pasca Persalinan di DIY
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) mengemukakan KB Pasca Persalinan (KBPP) dapat membantu menurunkan angka kebetuhan ber-KB (unmeet need) yang tidak terpenuhi pada masyarakat. KBPP adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai dengan waktu 42 hari, dengan tujuan mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat
Kepala BKKBN mengungkapkan berdasarkan data hasil New SIGA, capaian KBPP di Indonesia saat ini masih sangat rendah, yakni 15,8 persen, sehingga masih ada 84,2 persen ibu bersalin belum menggunakan KBPP. Salah satu permasalahan Kesehatan ibu dan anak masih menjadi prioritas di Indonesia adalah tinggi nya angka kesakitan dan kematian terutama pada kelompok ibu hamil, bayi dan balita angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu indikator derajat Kesehatan suatu bangsa. Salah satu penyebab tinggi nya (AKI) adalah 4 (Terlalu) yakni terlalu muda, terlalu banyak, terlalu dekat dan terlalu tua , sehingga sangat beresiko pada kematian atau dapat berdampak buruk pada bayi yang dikandungnya dan salah satunya adalah Stunting
Berdasarkan data dan laporan tersebut Perwakilan BKKBN DIY melalui bidang KB/KR merasa perlu mengadakan kegiatan Penyusunan Kebijakan Daerah Tentang Pelayanan KBPP dalam mendukung percepatan penurunan stunting. Perwakilan BKKBN DIY bekerjasama dengan Pemda DIY , Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY Menyusun SE Gubernur DIY No. 11/SE/VII/2022 tentang Pelayanan KBPP di DIY. Strategi peningkatan pelayanan KBPP ditargetkan dapat meningkatkan jumlah kesertaan KB pada Ibu pasca persalinan atau pasangannya dengan indikator keberhasilan pelayanan KBPP terdiri atas :
- 100% ( seratus persen) ibu bersalin di fasilitas Kesehatan (faskes) mendapatkan konseling KBPP.
- 40% ( empat puluh persen )ibu bersalin menggunakan KBPP di tahun 2024.
- 50% (lima puluh persen) dari 40% (empat puluh persen) ibu bersalin menggunakan metode kontrasepsi jangka Panjang.
- Pelayanan KBPP yang telah dilaksanakan oleh fasilitas Kesehatan ditindaklanjuti dengan pengumpulan informasi KBPP sebagai upaya yang dilakukan untuk mendapatkan data sebagai berikut:
- Proses pelaksanaan; dan
- Hasil Pelayanan
Diharapkan kedepannya dengan dikeluarkan SE Gubernur tentang Pelayanan KBPP di DIY dapat meningkat dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan.