REFLEKSI DIRI HINDARI PENYAKIT HATI
Oleh : Iin Nadzifah Hamid
Rasulullah Saw bersabda :
“Ingatlah, dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik, maka akan baiklah seluruh tubuh, akan tetapi bila ia rusak, maka akan rusak pula tubuh itu seluruhnya. Segumpal daging itu adalah qolbu (hati).” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)
Imam Al-Ghazali yang mengartikan qalbu memiliki dua pengertian ;
Pertama, adalah organ tubuh yang memompa darah yang berada di tengah dan memanjang ke sisi kiri dada. Ini berhubungan dengan dunia kedokteran.
Qalbu pada pengertian ini adalah jantung yang juga terdapat pada binatang dan mayat, dan dalam wujudnya berupa segumpal daging yang tidak memiliki kemampuan spiritual maupun psikologis.
Kedua, makna yang sifatnya substansial yang bersifat lembut, nurani, ruhani, yang dengannya menjadi satu kesatuan dalam diri manusia hidup. Sesuatu yang lembut itulah hakikat manusia.
Qalbu dalam makna ini, menurut Al-Ghazali, lebih dekat disebut hati karena hatilah yang memahami, mengetahui, dan dapat memberi perintah.
Dalam kamus As-Shihah disebutkan bahwa qalbu berarti akal. Ini sebagaimana firman Allah SWT Surat Qaf ayat 37, yang artinya :
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ “Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati (qalbu) atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”
Ada fenomena disekitar kita yang menampakkan kerusakan hati alias sakit, sakit yang dimaksud antara lain adalah sakit ucapannya, sakit akhlaknya atau sakit perilakunya. Ingat, masalah hati, sakit hati, jatuh hati, patah hati hingga kurang hati-hati menyebabkan gangguan Qalbu, dan 90 % bisa menyebabkan berbagai penyakit klinis (Prof. David Hawkins).
Prof. David Hawkins juga memberitahukan kepada kita dari sudut pandang medis bahwa “pikiran itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kesehatan & penyakit seseorang”.
Mereka yang di dalam dirinya dipenuhi dengan hati (qalbu) yang welas asih, cinta kasih, suka beramal, gemar sedekah, mudah memaafkan, lemah lembut, santun, dan senantiasa melihat sisi positif; terbukti punya frekuensi magnetik yang tinggi, memiliki kekebalan tubuh & vitalitas yang sangat tinggi pula, sehingga tidak mudah jatuh sakit.
Sebaliknya, mereka yang suka membenci, emosional, menyalahkan orang lain, marah, dendam, iri hati, menuntut orang lain, serakah, egois dalam semua hal, hanya memikirkan kepentingan pribadi, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, senang melihat sesuatu dari sisi negatif; orang seperti itu punya frekuensi magnetik yang paling rendah. Hal inilah yang jadi penyebab awal timbulnya berbagai penyakit, seperti kanker, sakit jantung & penyakit kronis lainnya.
Qolbun Maradh diketahui sebagai hati yang sakit.
Orang yang menderita Qolbun Maradh akan sulit menilai secara jujur apa pun yang nampak di depannya. Melihat orang yang sukses timbul iri dengki; mendapati kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah dan benci; dihadapkan pada siapa pun yang memiliki kelebihan, hatinya akan berkeinginan untuk menyelidiki aib dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan, ia akan merasa puas dan gembira. Ibarat menemukan barang berharga, ia kemudian menyebarkan aib dan kekurangan itu kepada siapa saja. Ini semua dilakukan agar kelebihan yang ia temukan pada orang tersebut akan tenggelam. Na’udzubillaah …
Ciri utama dari Qolbun Maradh adalah tidak pernah tenteram, galau, waswas, cemas, dan tidak menikmati hidup. Ingat kembali, gangguan qalbu 90 % bisa menyebabkan berbagai penyakit klinis (Prof. David Hawkins).
Seringkali, orang yang sakit hatinya atau Qolbun Maradh tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari yang lain.
Dalam hidup ini, kita akan mendapatkan balasan atas kelakuan kita, baik atau buruk; bahwa sikap baik akan berbalas perlakukan baik; bahwa sikap buruk akan berbalas perlakuan buruk; bahwa berpikir positif tentang hidup akan mendatangkan hal-hal positif; bahwa berpikir negatif tentang hidup akan mendatangkan hal-hak negatif; bahwa tak berbuat apa-apa dalam hidup tentu tidak akan menghasilkan apa-apa.
Ketenangan hati/qalbu menjadi salah satu cara atau obat penyembuh hati yang sakit. Beberapa cara yang bisa membuat hati tenang untuk bisa dilakukan sehari-hari :
- Hidup yang Realistis ;
Do not seek to have everything that happens as you wish but wish for everything to happen as it actually does happen (Jangan melihat agar segalanya terjadi seperti yang engkau inginkan, namun inginkanlah agar segala sesuatu terjadi seperti yang seharusnya terjadi).
Jadi, inginkanlah yang seharusnya, bukan mengharuskan keinginanmu. “Saya inginnya sih tidak belajar, tapi dapat nilai bagus”, nah itu namanya keinginanmu. Sunnatullah-nya kalau ingin nilai bagus ya belajar.
Berusahalah agar yang kamu inginkan itu yang seharusnya terjadi, bukan memaksakan diri untuk mengejar keinginanmu yang tidak seharusnya terjadi. Maka hidupmu akan lebih damai. Hatimu akan tenang.
- Tidak banyak Ngomong atau Diam (Diamnya orang yang berilmu) ;
Sayyid Haidar Amuli mengungkapkan-seperti dikutip Jalaluddin Rakhmat, bahwa ketika kita menutup mulut untuk tidak bicara, berarti kita mengizinkan hati kita untuk bicara lebih banyak. Setiap manusia memiliki hati yang selalu mengajak kita berbicara. Salah satu pembicaraan hati adalah mengecam perilaku-perilaku yang kurang baik.
Hati bisa berbicara. Ketika mulut seseorang terlalu banyak bicara, ia tidak akan dapat mendengar suara hati nuraninya. Suara hatinya tersumbat oleh riuhnya suara-suara mulutnya sendiri.
Dengan diam, risiko tergelincir menjadi semakin kecil. Rasulullah SAW menyebutkan, “Barang siapa yang diam, dia pasti selamat.” Disebutkan pula, “Diam itu kearifan, tetapi sangat sedikit orang yang melakukannya.
- Hiduplah dengan Sadar dan ambil waktu untuk Diam ;
Banyak orang tidak menyadari apa yang mereka lakukan saat sadar sebagaimana mereka lupa atas apa yang mereka lakukan saat tidur.
Tidak sadar disini adalah melakukan sesuatu tanpa pertimbangan-pertimbangan dengan tanpa disadari. “Jangan banyak mengomel, mengeluh, kerjakan yang bisa kamu lakukan dengan baik”.
Kemudian carilah momen-momen hening untuk menyembuhkan qalbu kita. Silent is healing. Hidup kita ini ramainya luar biasa, pikiran kita macam-macam. Sudah mau tidur saja, di pikiran kita masih ribut luar biasa, besok mau apa, sarapan apa, belum lagi kepikiran kejadian yang tidak menyenangkan di sepanjang hari, dll. Semuanya ribut di kepala.
Ambillah ketenangan 10 – 30 menit dalam sehari, hal ini penting agar dalam 24 jam hidup kita isinya tidak ribut terus.
(Sumber : 3 Cara Hidup Tenang ala Dr. Fahrudin Faiz, Jadilah Realistis dan Penuh Kesadaran)
- Biasakan melihat atau berpikir dari sisi Positif (Husnudzon) ;
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. …” (Qs. Al-Hujuraat : 12).
Dalam menjalani hidup, bagaimana kita berpikir akan memengaruhi cara kita bersikap dan berperilaku. Oleh karena itu, kita selalu diajarkan untuk menjaga pikiran positif dalam hidup.
Berpikir positif disini berarti kamu memandang ketidaknyamanan dengan cara yang lebih positif dan produktif. Kamu akan berpikir kemungkinan terbaik yang akan terjadi, dan bukan yang terburuk.
Kita harus menyadari bahwa tidak seorangpun dari kita yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya buruk. Jadi kita tidak bisa hanya berfokus pada sisi buruknya dan bersikap sinis terhadapnya. Namun kita bisa melihat kebaikan pada orang tersebut dan selalu mengharapkan hal-hal yang baik dan positif dari mereka.
Tidak ada ruginya berprasangka baik pada orang lain. Justru kita malah mendapatkan manfaat berpikir positif dalam Islam saat berprasangka baik pada orang lain.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).
Berpikir positif akan menghasilkan energi positif, yaitu energi yang akan menghasilkan pemikiran dan sikap yang baik, bersemangat, optimistis, menemukan kebaikan di balik kesalahan, menemukan anugerah di balik musibah atau ‘berkah tersembunyi’ (blessing in disguise), serta melakukan hal-hal yang benar yang berujung pada terciptanya kebahagiaan.
Sikap husnudzon juga mendatangkan ketenangan hati/qalbu dan ketentraman hidup karena adanya keyakinan bahwa setiap yang terjadi adalah atas kehendak Allah.
- Membiasakan ber – muhasabah atau instropeksi diri ;
Kesalahan yang kita terima dari orang lain bisa jadi karena faktor diri kita sendiri.
Kita mungkin lalai berbuat baik pada orang lain. Selain itu, mungkin kita terlalu sensitif dengan perkataan orang lain sehingga mudah sakit hati.
Muhasabah disini meliputi hubungan seorang hamba dengan Allah, maupun hubungan sesama makhluk ciptaanNya.
Pentingnya muhasabah dalam menjalani hidup sehari-hari tertuang dalam salah satu riwayat hadits. Rasulullah SAW menyebut orang yang pandai adalah orang-orang yang melakukan muhasabah. Dari Syadad bin Aus RA, Rasulullah bersabda :
yang artinya: “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Imam Turmudzi).
Jadi, hendaknya kita senantiasa melakukan muhasabah diri secara rutin. Pasalnya, introspeksi diri ini akan menjauhkan kita dari sikap merasa paling suci, menjauhkan diri dari sifat sombong, menyadarkan diri untuk selalu memanfaatkan waktu untuk beribadah, dan dapat menenangkan hati agar mendapatkan petunjuk.
- Jadilah pribadi yang Pemaaf ;
Cara terbaik untuk menghilangkan penyakit hati berupa dendam adalah dengan menjadi orang yang pemaaf. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah seseorang memaafkan kezaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaannya,” (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).
Menyimpan dendam bisa memicu orang menjadi tidak peduli dengan kesehatannya. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa orang pendendam menyebabkan dia lebih sering merokok dan menyantap makanan tinggi kalori. Padahal dua hal ini pemicu penyakit berbahaya bernama diabetes.
Meningkatkan risiko kerusakan jantung. Dendam yang dihasilkan dari penumpukan emosi negatif adalah salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Tentu Ini berbahaya dalam jangka waktu lama. Menyimpan dendam membuat orang merasa tertekan dan gampang marah. Tertekan dan marah yang berulang dan berkelanjutan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Memicu penuaan dini. Dendam bisa memicu peningkatan produksi hormon kortisol yang mengakibatkan penuaan dini. Stres dan marah berlebih memicu penuaan dini karena adanya perubahan kromosom DNA dalam proses regenerasi untuk pembentukan sel baru.
- Ibadah, jangan sampai ditinggalkan ;
Al-Qur’an surat Az-Zariyat, ayat : 56 ;
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Kesibukan dunia memang sering membuat seseorang merasa waktu berlalu terlalu cepat, sampai-sampai untuk ibadah saja tidak sempat. Kondisi fisik yang letih, pikiran yang berat, hati yang gundah oleh karena kejar tayang, menjadi stressor yang tidak bisa disepelekan, akhirnya stress, depresi bahkan bisa sampai bunuh diri.
Sobat, berusahalah untuk hidup berimbang, adakalanya fisik mulai letih, maka istirahatlah, saatnya pikiran dan hati mulai tidak tenang, maka ingatlah bahwa semua sudah ada yang mengaturnya.
Kita makhluk yang beragama meyakini bahwa ada Tuhan yang mengatur segalanya, ikhtiar melalui kerja keras sudah dilakukan dan saatnya meninggalkan sejenak kesibukan duniawi untuk memberikan kesempatan bagi rohani atau jiwa kita dalam berkomunikasi dengan Tuhan menurut keyakinan kita.
Dalam Islam dikenal dengan shalat dan dzikrullah (mengingat Allah). Shalat yang sejatinya media penting untuk mendekatkan diri pada Allah Ta’ala, lebih-lebih saat sujud, maka kita akan merasa semakin dekat dengan Allah Ta’ala, sekaligus bisa menjauhkan diri kita dari segala kesibukan yang membuat kita gundah dan resah.
Dr. Hasan bin Ahmad bin Hasan al-Fakki berkata, ”Tatkala shalat dijadikan sebagai pembangkit ketenangan dan ketentraman (jiwa) serta sebagai terapi psikologis maka tidak mengherankan jika sebagian dokter jiwa menganggapnya sebagai terapi utama dalam penyembuhan para pasien penyakit jiwa”.
Di samping itu, ternyata “shalat mampu memberimu kekuatan dalam bekerja, yang sebelumnya dirimu tidak mampu berbuat apa-apa. Maka pergilah ke kamar tidurmu! Lalu mulailah melakukan shalat untuk menghadap Rabbmu.” (Ahkam al-Adwiyah Fii asy-Syari’ah al–Islamiyah, hlm. 549-550).
Dari ayat lain Allah juga memerintahkan kita untuk selalu berdzikir mengingat-Nya agar hati menjadi tenang “Ketahuilah dengan mengingat Allah (shalat) hati menjadi tenang” (Q.S. Ar-Ra’d : 28). Mengingat Allah mendirikan shalat 5 waktu dan membaca Alquran, serta memaknai segala rahmat-Nya dengan rasa syukur bersenandung dalam hati adalah bentuk amalan dzikir yang memantaskan kita meraih kemenangan dalam kehidupan dunia dan akherat.
Selamat Tahun Baru, semoga tahun 2023 kita bisa menjadi insan yang lebih baik dibanding tahun 2022, senantiasa dijauhkan dari Qalbun Maradh/ Penyakit Hati, sehat dan sukses dunia – akherat … Aamiin